Jumat, 19 Juli 2013

RAHASIA CINTA : JENIS-JENIS CINTA


RAHASIA CINTA : JENIS-JENIS CINTA


RAHASIA CINTA
DASAR CINTA MANUSIA
CARA MEMAHAMI CINTA
IKHTISAR CINTA SEPASANG MANUSIA

RAHASIA CINTA ingin mengawali ulasan mengenai Rahasia Cinta ini dengan membuka wawasan dasar mengenai apa itu cinta. Untuk apa Tuhan memberikan cinta di antara sepasang manusia, lelaki dan wanita. Hanya dengan memahami kehendak Tuhan ini, seorang pria akan mudah untuk meluluhkan hati seorang wanita, untuk mendapatkan cinta. Dan hanya dengan dasar pemahaman ini, cinta tidak akan disalahtafsirkan atau diselewengkan untuk dipergunakan untuk yang keperluan yang tidak seharusnya.

Cinta diberikan Tuhan untuk mempererat hubungan antar manusia. Cinta dalam sebuah keluarga membentuk keharmonisan diantara anggota keluarga. Cinta diantara sahabat membentuk suatu hubungan persahabatan yang tangguh, saling menguntungkan, dan saling mendukung dalam pengharapan bersama. Cinta antara dua insan manusia diciptakan hanyalah untuk membentuk suatu ikatan rumah tangga yang bahagia. Hubungan cinta antara dua kekasih yang semena-mena, menimbulkan pelecehan seksual, merusak masa depan manusia, bukanlah yang diinginkan Tuhan. Selain untuk hal-hal tersebut, cinta di antara dua insan juga diberikan kepada manusia untuk menghasilkan keturunan untuk masa depan bumi ini. Keturunan manusia yang tercipta dari hubungan cinta itu haruslah terjamin masa depannya, dan hak-haknya sebagai manusia.

Secara perwujudan, Cinta sendiri dikaruniakan Tuhan kepada manusia dalam 3 (tiga) bentuk atau wujud, yaitu cinta persaudaraan (misalnya antara ayah dan anak, kakak dan adik), cinta eros (cinta birahi, sebagai perwujudan dari kebutuhan biologis seorang manusia atau hewan), dan cinta agape (cinta sejati, yaitu cinta yang saling menghormati, saling menghargai, rela berkorban, tidak mementingkan diri sendiri, hakikatnya adalah sebuah cinta antara manusia bukan saudara (atau bukan diantara yang berhubungan sedarah) yang telah matang dan selalu berproses mendekati kesempurnaan (walau tidak akan pernah sempurna, karena kesempurnaan itu hanyalah milik Tuhan saja), dan cinta agape ini bersifat tangguh, masuk akal, dan tidak mudah lekang dimakan waktu. Contoh cinta agape adalah cinta sahabat dan cinta antara suami-istri yang matang pikirannya)

Sebuah perkawinan tidak mungkin dilandasi oleh sekedar cinta persaudaraan, karena pada hakekatnya, manusia tidak boleh melangsungkan sebuah pernikahan sedarah (incest). Baik agama dan norma kehidupan masyarakat dengan jelas menentang pernikahan sedarah.

Sebuah pernikahan juga tidak mungkin hanya didasari oleh sebuah cinta eros (cinta berahi), karena cinta berahi pada hakekatnya hanyalah mencintai tubuh dan kenikmatan seksual sebagai pemenuhan kebutuhan biologis. Mencintai tubuh seseorang tanpa didukung oleh kematangan emosional, akan rentan mengarah kepada hubungan kekasih yang tidak saling menghargai, tidak saling menghormati, tidak bertanggung jawab, tidak rela berkorban, tetapi mementingkan diri sendiri.
Cinta Eros hanya mementingkan keinginan sendiri, tidak ada penghormatan, tidak ada saling menghargai, tidak ada rasa rela berkorban. Yang ada hanyalah kepentingan dan kebutuhan biologis

Sebuah cinta yang melandasi perkawinan haruslah sebuah cinta eros (cinta berahi) yang telah ditranformasi bersama-sama di antara si pria dan wanita, menjadi sebuah cinta agape (cinta sejati), melalui proses belajar saling menerima kekurangan dan kelebihan, saling menghargai, saling menghormati, tidak mementingkan diri sendiri, rela berkorban bagi sang kekasih, dan mengasihi pasangan kita seperti mencintai diri kita sendiri.


Setelah kita mengetahui perwujudan dasar dari cinta ini, kita akan mudah menilai, apakah kita benar-benar telah jatuh cinta pada seseorang dan siap memulai pacaran yang bertanggung jawab, atau kita hanyalah sedang mendambakan pemenuhan kebutuhan biologis saja. Kita bisa menilai apakah sebuah pasangan sudah cukup matang untuk memulai suatu pacaran atau belum.

Bila kita secara meyakinkan telah mengalami cinta agape (cinta sejati) dengan seseorang, kita boleh memutuskan untuk merajut benang asmara dengan berpacaran dengan si dia. Bisa saja rajutan itu nantinya patah di tengah jalan, atau bisa juga akan berhasil menghantar kita ke jenjang pernikahan. Tapi proses belajar dalam cinta itu sudah cukup dapat dipertanggungjawabkan untuk menghasilkan kematangan dari kepribadian kedua belah pihak.

Cinta Eros (cinta berahi), bila dipakai sebagai dasar untuk menjalin hubungan asmara, tak akan mampu bertahan lama. Hubungan yang hanya didasari cinta eros saja akan rentan percekcokan, saling mementingkan diri sendiri, dan bahkan rentan menghadirkan eksploitasi seksual pada salah satu pihak. Maka apabila ada seorang pacar memaksa anda menyerahkan keperawanan atau berhubungan intim di luar nikah, saya berani jamin bahwa hubungan keduanya tidak akan menghasilkan sebuah perkawinan, atau kalaupun dipaksakan sampai suatu perkawinan, tidak akan langgeng. Maka bila anda menemukan hubungan yang seperti ini, segeralah stop, sebelum anda menyesal. Seratus persen saya berani jamin anda telah salah langkah dalam memulai suatu hubungan kasih atau berpacaran. Seratus persen saya jamin kedua belah pihak belum siap untuk merajut hubungan cinta, dan belum mengerti benar apa itu cinta. Hubungan yang hanya didasari oleh cinta eros biasanya diakhiri oleh suatu permusuhan diantara kedua pasangan, dan tidak jarang diikuti oleh tragedi hamil di luar nikah, pengguguran kandungan, dan eksploitasi seksual.


Maka bila kita menemukan, bahwa hanyalah sebuah cinta eros (cinta berahi) yang mendasari cinta kita terhadap sesorang, janganlah terburu-buru memutuskan untuk berpacaran. Itu barulah awal dari hubungan cinta sepasang kekasih, maka teruslah jajaki hubungan tersebut sebagai teman saja. Dengan bergulirnya waktu, kita akan memastikan kepada diri kita sendiri apakah cinta yang terjadi diantara kedua belah pihak hanyalah tetap sekedar cinta eros , atau cinta itu ternyata telah sanggup berkembang menuju cinta agape. Bila ternyata hubungan perkawanan diantara keduanya telah menimbulkan gejala-gejala kematangan, seperti saling menghormati, saling menghargai, rela berkorban, maka barulah saatnya anda berdua meresmikan perkawanan itu menjadi suatu hubungan pacaran, dimana anda berdua bisa mulai belajar akan cinta sesungguhnya, dan menjajaki suatu hubungan matang menuju suatu perkawinan di kemudian hari.

Jadi, bagaimana kita tahu bahwa kita telah siap berpacaran dengan seseorang? Caranya adalah dengan bertanya kepada diri kita sendiri, apakah kita sudah mulai mengasihi calon pacar kita seperti mengasihi diri kita sendiri. Salah satu contoh adalah, coba bayangkan apabila tiba-tiba ketika anda dan calon pacar anda sedang berjalan-jalan ke suatu lokasi, tiba-tiba ada sebuah pistol yang meletus tanpa sengaja, memuntahkan peluru menuju tepat ke jantung pasangan anda, relakah anda menjadikan tubuh anda tameng untuk menyelamatkan calon pacar anda (dengan resiko nyawa anda terhilang). Bila anda telah merasa rela mati buat pasangan anda, itu tandanya cinta agape (cinta sejati) mulai tumbuh dalam diri anda. Tapi bila anda masih berpikir bahwa suatu kerugian untuk mati bagi si dia, walau anda merasa juga mencintainya, anda belum siap untuk maju ke tahap selanjutnya (pacaran). Sebab cinta agape itu belum tumbuh di hati anda!!

Bila ada cinta agape (cinta sejati), tidak akan terjadi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Sebab lelaki tidak hanya bertindak sebagai pemimpin, tetapi juga pelindung bagi istri dan anak-anaknya.

Maka sebelum anda terbakar api asmara, kenalilah dahulu apa arti dari cinta, agar anda tidak terluka akibat salah tafsir tentang arti cinta, dan menyesal di kemudian hari. Anda harus memahami betul Rahasia Cinta dan seluk beluk cinta, supaya anda tidak diperbudak oleh cinta, melainkan mengendalikannya.






Filia, Eros, Storge, AGAPE (kasih)

 

 

Filia, Eros, Storge, AGAPE (kasih)

Macam-Macam Kasih dalam Kristen


Di dalam Alkitab terdapat 4 kata kasih, yaitu filia, eros, storge, dan agape. Ini adalah bentuk-bentuk kasih yang bisa ada di dalam diri manusia secara umum maupun yang sudah menjadi anak-anak Tuhan. Namun, mari kita coba renungkan lebih dalam bahwa apabila kasih-kasih tersebut tidak berpusat pada kasih agape, maka kasih-kasih ini dapat berbersifat egois, kejam, dan manipulatif dalam relasi satu dengan yang lain.
Kasih filia sering disebut sebagai brotherly love, yaitu kasih persahabatan di antara saudara, atau teman. Kasih seperti ini jelas secara natural bisa timbul misalnya apabila kita merasa senang mengobrol dengan seseorang, merasakan kecocokan, nyaman sharing dan sebagainya. Akan tetapi kalau kasih ini tanpa diterangi kasih agape, persahabatan yang terjalin sebenarnya akan menjadi sempit sekali. Perasaan yang ada seringkali hanyalah: ’aku mengasihi engkau selama engkau masih setia, tidak merubah sikap, dan masih cocok dengan seleraku.’ Di kedalamannya, kasih filia yang berdiri sendiri hanyalah suatu kasih yang egois, kejam dan mencengkeram.
Kasih eros diidentikkan sebagai romantic love, yakni perasaan yang terdapat di antara pasangan lawan jenis atau lovers. Serupa dengan filia, apabila eros tidak didasari dengan agape maka yang ada hanyalah sifat ingin memiliki dan menikmati secara egosentris. Memang, dapat dikatakan bahwa ada cinta di dalamnya, tapi kasih ini bisa jatuh menjadi alat untuk memenuhi keinginan sendiri saja, misalnya hanya mau memenuhi kepuasan seksual.
Kasih storge adalah motherly love (juga berlaku bagi ayah); mungkin ini tipe yang lebih relevan dengan pembahasan kita. Kasih macam ini adalah kasih yang penuh kebaikan, pengorbanan dan kesungguh-sungguhan. Akan tetapi, apabila tidak ada terang kasih agape dalam relasi orangtua dan anak ini, maka kasih yang ada dapat bersifat subjektif, memanjakan atau memaksakan kehendak atas nama kasih. Seringkali orangtua berkata bahwa anak mereka harus menjadi orang yang pintar dan mengejar profesi yang tinggi. Pastinya, hal ini di dalam pikiran mereka merupakan sesuatu yang baik bagi anak itu, dan mereka pun berkorban serta berjuang supaya anak mereka dapat mencapai prestasi tersebut. Akan tetapi hal ini menjadi salah karena terdapat unsur pemaksaan. Apa yang ada dalam pikiran orangtua belum tentu sesuai dengan karunia dan kemampuan yang diberikan Tuhan kepada sang anak. Tanpa agape, kasih storge bisa menjadi salah dan tidak sesuai dengan kehendak Tuhan.
Maka dari itu, dapat dilihat bahwa komunikasi antara orangtua dan anak harus diwarnai / atau didasari dengan kasih agape, kasih yang penuh anugerah dan kebenaran; yakni bukan memaksakan kehendak diri tapi memimpin anak dalam kebenaran. Kasih yang memperhatikan, merawat dan memberikan yang terbaik seperti apa yang Tuhan sendiri lakukan, dengan bijaksana yang dari Tuhan.


CINTA - KASIH - SAYANG

13287916961563056664

“Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu”, Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah, ” Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi(Yesus Kristus)

KASIH. Kata-kata kasih, cinta, sayang; dan sejenisnya, sudah tidak asing lagi di telinga; sering diucapkan dan mudah diungkapkan. Karena terlalu sering diucapkan dan mudah diungkapakan itulah, maka kata-kata tersebut menjadi (atau hampir) kehilangan arti, padahal ada keagungan makna dan nilai di baliknya. Pada budaya Yunani, memakai kata-kata AGAPE, EROS, PHILIA, STORGE; untuk mengungkapkan KASIH, CINTA, SAYANG.

Pada masa lalu, pada lingkungan pax-romana dan budaya helenis,memahami - memaknai Cinta - Kasih, melalui/dengan beberapa kata, yaitu Agape - Storge - Philia - Eros.

1328791730302572327
AGAPE, merupakan kasih yang sejati. Di dalamnya terkandung, sabar; murah hati; tidak cemburu; tidak sombong; melakukan hal-hal yang sopan; tidak dendam; kejujuran, perhatian, mengerti, pahami dan memahami orang lain; kesetiaan; percaya; komitmen pada ucapan dan janji. Dalam hidup dan kehidupan sosial (pada masa lalu),

AGAPE difungsikan sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. AGAPE, seringkali disebut kasih yang agung (the Greatst Love), karena mampu meniadakan segala bentuk perbedaan yang dibangun manusia, permusuhan, pertantangan, pertengkaran, salah pengertian.
AGAPE, selalu membawa atau berdampak pada perdamaian, damai sejahtera, dan ketenangan. (pada saat ini, mungkinkah pada hidup dan kehidupan kekinian kita, mampukah memberlakukan AGAPE sesuai fungsinya?)

STORGE, juga bermakna cinta, kasih, sayang. Namun, digunakan dalam hubungan kekerabatan keluarga, marga, ikatan darah. STORGE digunakan atau difungsikan dalam kerangka ikatan keluarga besar (extendend family)

PHILIA, juga bermakna kasih, cinta sayang. PHILIA, biasanya difungsikan atau digunakan dalam hubungan sosial dan persahabatan sehari-hari; diucapkan antar sesama sahabat atau teman karib. Tapi, di dalamnya juga terkandung saling memperhatikan, keterbukaan, perhatian dan setia kawan; toleransi serta solidaritas.

13287919441440093450

EROS, juga bermakna cinta. EROS, biasanya difungsikan dalam hubungan dengan ketertarikan karena daya tarik fisik kepada lawan jenis (tapi perlu diingat bahwa, ada juga orang memberlakukan EROS untuk sesama jenis). Karena EROS merupakan kasih karena daya tarik fisik, maka seringkali menjadi kata-kata yang tak bermakna, mudah diucapkan tapi tak konsekuen dengan ucapan. Bahkan, pada sebagian orang (terutama mereka yang dimabuk asmara), 

EROS seringkali disalahmengerti sebagai AGAPE. Seringkali kata cinta [EROS] yang keluar dari mulut ‘pacar’, dimengerti sebagai AGAPE. Akibatnya, banyak hal yang hancur berantakan karena kesalahan itu. 

EROS juga penting dan sangat diperlukan; tanpa EROS maka manusia tak pernah bertambah banyak. Namun, EROS harus diberlakukan dengan penuh tanggung jawab

1328791766971510576

Kasih - Sayang - Cinta - atau apalah kata-kata itu dalam bahasa (dialek) sehari-hari, ternyata tak pernah berhenti pada moment dan rentang waktu tertentu.  Ia sepatutnya berjalan seiring dengan perjalanan hidup dan kehidupan manusia. Sayangnya, manusia masa kini, kita,  di hampir semua tempat di planet Bumi,  sudah membatasi ketidakterbatasan  kasih - cinta - sayang.
Manusia dengan gampang memutuskan ikatan - hubungan - relasi -  keakraban, hanya dengan kata-kata sudah tidak mengasihi - sudah tidak mencintai - sudah tidak menyayangi.

132879180573450268



Eros, Filia, Agape



Mungkin kita sudah sering mendengar tiga istilah itu dan sudah tahu masing-masing artinya. Tapi saya perlu membahas ini untuk topik berikutnya. Jadi, bagi yang belum tahu, kurang tahu, atau sudah lupa, bisa direnungkan kembali. big grin

Bahasa apakah Eros, Filia, Agape?

Itu adalah bahasa Yunani untuk mendeskripsikan jenis-jenis kasih atau cinta yang berbeda.
1. Eros, adalah kasih karena hawa nafsu.
2. Filia, adalah kasih sahabat atau kasih sesama teman.
3. Agape, adalalah kasih Allah angel , kasih tanpa syarat.

Apa maksudnya ketiga hal itu ya?

1. Eros, Ini bisa diumpamakan kasih “Karena“.
  • Karena kamu cantik, saya cinta kamu
  • Karena kamu ganteng, saya cinta kamu
  • Karena kamu seksi, saya cinta kamu
  • Karena kamu langsing, saya cinta kamu

2. Filia, ini bisa diumpamakan kasih “Supaya
  • Supaya kamu mengasihi saya, maka saya mengasihimu
  • Supaya kamu baik kepada saya, maka saya baik kepadamu
  • Supaya kamu membantu saya, maka saya membantumu

3. Agape, ini bisa diumpamakan kasih “Meskipun
  • Meskipun kamu manusia berdosa, Aku tetap mengasihimu
  • Meskipun kamu sering memberontak, Aku tetap mengasihimu
  • Meskipun kamu jahat, Aku tetap mengasihimu

Ok, saya harap, penjelasan itu membantu kita mengerti ketiga kasih tersebut.


4 macam cinta dalam bahasa Yunani



1. Memang menurut bahasa Yunani ada empat kata untuk kata “kasih/ cinta”. Agape adalah kasih yang tak bersyarat, eros adalah kasih yang menginginkan, philia adalah kasih antara sahabat/ saudara, dan storge adalah ungkapan kasih kodrati, seperti antara orang tua kepada anak (namun ungkapan yang keempat ini jarang digunakan dalam karya tulis kuno). Tentang eros, philia dan agape, saya mengacu kepada surat ensiklik pertama dari Paus Benediktus XVI, yang berjudul Deus Caritas est (DCe)- God is Love:
Jika dilihat dari pengertian dasarnya, menurut Paus Benediktus XVI, eros adalah kasih antara pria dan wanita di mana kasih tersebut tidak direncanakan ataupun diinginkan, namun sepertinya tertanam di dalam diri manusia itu. Sedangkan philia adalah kasih persahabatan yang sering dipakai untuk menggambarkan kasih antara Kristus dan para murid-Nya, dan agape adalah kasih menurut pengertian Kristiani (lih. DCe, 3), yang mengacu kepada kasih yang rela berkorban (lih. DCe, 7). Paus Benediktus mengatakan bahwa menurut Perjanjian Lama bahasa Yunani, kata ‘eros‘ hanya tertulis dua kali, sedangkan dalam Perjanjian Baru, kata eros sama sekali tidak digunakan.
Menurut pengertian Yunani, eros artinya adalah “divine madness“, namun penerjemahannya di dalam agama Yunani adalah dengan praktek prostitusi dalam kuil- kuil mereka, di mana manusia seolah- olah dijadikan alat untuk memancing kegairahan “divine madness” tersebut. Maka di sini terlihat bahwa makna eros perlu dimurnikan, jika ingin dikembalikan ke makna aslinya, yang dalam konteks rohani mengacu kepada suatu pengalaman puncak dari keberadaan kita manusia, yaitu persatuan dengan Tuhan, keinginan yang telah tertanam dalam diri manusia.
Maka konsep pengertian eros menyatakan adanya hubungan antara kasih dan Tuhan; dan karena manusia terdiri dari tubuh dan jiwa, maka untuk mengasihi Tuhan juga dibutuhkan keterlibatan tubuh dan jiwa. Pandangan ini memurnikan kesalahan pandangan umum yang ada dewasa ini, yang mereduksi eros menjadi “seks saja” atau yang lama kelamaan menuju kepada ekstrim yang lain yaitu kebencian terhadap apa yang berkaitan dengan tubuh manusia. Iman Kristiani tidak mengajarkan demikian, sebab manusia memang terdiri dari tubuh dan jiwa yang spiritual, dan untuk dapat mengasihi Tuhan, diperlukan jalan ‘eros‘ yang menanjak menuju Tuhan, yang melibatkan penyangkalan diri/ pengorbanan, pemurnian dan pemulihan. (lih. DCe 5)
Dalam Kitab Kidung Agung, dituliskan kata kasih dengan istilah dodim -yang artinya kasih yang tak menentu, yang mencari-cari- dan ahaba (keduanya adalah kata Ibrani) yang diterjemahkan dalam versi Yunani menjadi agape. Agape ini kemudian menjadi istilah tipikal dalam Kitab Suci untuk menggambarkan kasih yang tidak lagi tidak menentu, sebab kasih ini tertuju kepada pengenalan akan diri orang yang dikasihi, melebihi perhatian ataupun kesenangan sendiri. Agape menginginkan kebaikan bagi orang yang dikasihi, dan keinginan untuk berkorban baginya (lih. DCe 6).
Jadi eros dan agape menggambarkan realitas kasih yang tidak terpisahkan.  Kasih tidak bisa selalu memberi (agape) tetapi juga menerima (eros). Mereka yang ingin memberi kasih harus juga menerima kasih (lih. DCe 7) Pada Tuhan, kasih eros-Nya kepada manusia juga adalah kasih yang total agape. Kasih Tuhan yang membara kepada manusia adalah juga kasih-Nya yang mengampuni. Kasih Allah yang sedemikian kepada manusia digambarkan sebagai kasih antara mempelai pria dan wanita, seperti tertulis dalam kitab Kidung Agung, yaitu bahwa manusia dapat masuk ke dalam kesatuan dengan Tuhan, “Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia.” (1 Kor 6:17) (lih. DCe, 10)
Kasih eros ini tertanam dalam diri manusia, bahwa laki- laki terpanggil untuk meninggalkan ayah ibunya dan bersatu dengan istrinya. Dengan demikian, perkawinan yang monogam merupakan penggambaran nyata atas kasih Tuhan yang satu (monotheism) kepada manusia. Cara Tuhan mengasihi manusia, menjadi tolok ukur/ contoh bagi kasih manusia.


2. Menarik untuk disimak adalah contoh penggunaan kata philia dan agape, dalam perikop Yoh 21:15-19. Di sana Yesus bertanya sebanyak tiga kali kepada Rasul Petrus, “Apakah engkau mengasihi Aku?” Pertanyaan Yesus yang pertama dan kedua menggunakan kata agape, Apakah engkau mengasihi (agapo) Aku? Namun Petrus selalu menjawabnya dengan, “….Engkau tahu bahwa aku mengasihi (philieo) Engkau”. Yang ketiga kalinya, Yesus bertanya, “Apakah engkau mangasihi (phileo) Aku?” Dan Petrus menjawab, “Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi (phileo) Engkau.” Kata Yesus kepadanya: “Gembalakanlah domba-domba-Ku.” (Yoh 21:17)
Agaknya Tuhan Yesus memahami bahwa kasih Petrus kepada-Nya tidak akan sama besarnya dengan kasih-Nya (agape) kepada Petrus. Namun demikian, Kristus menerima pernyataan kasih dari Petrus yang sejujurnya ini, dan tetap mempercayakan penggembalaan kawanan domba-Nya kepada Petrus. Penerimaan Kristus akan diri Petrus apa adanya inilah yang justru mengubah Petrus, dan menumbuhkan kasih di dalam hatinya, sehingga kelak di akhir hidupnya, Petrus dapat membuktikan kasih yang besar kepada Kristus dengan kasih yang menyerupai kasih Kristus kepadanya. Rasul Petrus rela menyerahkan dirinya untuk dihukum mati oleh pihak penguasa Roma dengan disalibkan terbalik, demi membela imannya akan Kristus.
Sungguh, kesaksian hidup rasul Petrus yang semakin bertumbuh di dalam kasih kepada Tuhan ini, selayaknya menjadi teladan kita. Seperti Petrus, kitapun mungkin jatuh bangun di dalam hidup ini. Namun selayaknya kita mengingat akan kasih Allah yang total tak bersyarat/ agape kepada kita; sehingga hari demi hari kita dibentuk oleh Tuhan untuk menjadi semakin bertumbuh di dalam kasih kepada-Nya, agar semakin menyerupai kasih-Nya yang total kepada kita.


Rahasia 4 Jenis Kasih (storge, eros, phileo dan agape)



Rahasia 4 Jenis Kasih (storge, eros, phileo dan agape) 

Kita sudah sering dengar mengenai 4 jenis kasih dalam bahasa Yunani. Artikel kali ini akan membahas tentang rahasia dari empat kasih dari bahasa Yunani yang seringkali menjadi pertanyaan, yaitu adalah storge, eros, phileo dan agape. 
Penulis tidak akan bertele-tele, tetapi langsung kepada point-nya saja. Artikel ini lebih membahas pengertian tentang kasih tersebut dari berbagai macam bahasa, apakah ke-empat kasih tersebut ada dalam Alkitab? Apa yang diajarkan Alkitab tentang kasih? Apakah kasih Agape hanya dimiliki oleh Allah? Bagaimana urutan yang benar dari yang terkecil sampai yang terbesar dari ke-empat jenis kasih dalam bahasa Yunani? Dan kenapa Tuhan memberikan kasih Agape kepada kita? Mari kita simak.

A. BAHASA.
A.1. Dalam Bahasa Yunani.
Dalam bahasa Yunani ada empat kata yang artinya sama-sama mengasihi, tetapi dalam lingkup yang berbeda.
  1. Kata benda στοργη - STORGÊ dengan kata kerjanya STERGEIN berarti kasih mesra dari orang tua kepada anaknya dan begitu juga sebaliknya.
  2. Kata EROS dari kata Yunani, yang kita terjemahkan EROS, artinya kasih asmara antara pria dan wanita yang mengandung nafsu birahi.
  3. Kata benda φιλεω - PHILEÔ dengan kata kerjanya φιλειν - PHILEIN berarti kasih sayang yang sejati antar sahabat dekat. Biasanya kasih ini tidak mempunyai hubungan darah. Kasih ini lebih kepada persahabatan.
  4. Kata benda αγαπαω - AGAPAÔ dengan kata kerjanya αγαπαν - AGAPAN, yang kita terjemahkan AGAPE, artinya kasih yang tanpa perhitungan dan tanpa peduli orang macam apa yang dikasihinya. Seringkali disebut dengan kasih yang walaupun.

A.2. Dalam Bahasa Inggris.
Dalam bahasa Inggris mempunyai kata kerja Love (kasih, cinta, suka) dan Like (suka). Jadi ada perbedaan antara Love dan Like.
A.3. Dalam Bahasa Perancis.
Bahasa Perancis hanya menggunakan kata aimer untuk kata Love dan Like.
A.4. Dalam Bahasa Indonesia.
Kasih : Perasaan sayang (cinta, suka kpd); beri, memberi. Jadi dalam bahasa Indonesia, kasih itu identik dengan memberi. Orang yang mengasihi pasti memberi, namun orang yang memberi belum tentu mengasihi.

B. PERTANYAAN TENTANG 4 JENIS KASIH.
B.1. Apakah kasih storge, eros, phileo, agape ada dalam Alkitab?
Penulis mencari hal ini dalam software e-sword, bagian Strong’s Hebrew and Greek Dictionaries. Berikut ini adalah hasil yang didapatkan, apakah ke-empat kasih tersebut ada dalam Alkitab.
G25   ἀγαπάω   agapaō
Total KJV Occurrences: 142
love, 74. Mat_5:43-44 (2), Mat_5:46 (2), Mat_6:24, Mat_19:19, Mat_22:37, Mat_22:39, Mar_12:30-31 (2), Mar_12:33 (2), Luk_6:27, Luk_6:32 (4), Luk_6:35, Luk_7:42, Luk_10:27, Luk_11:43, Luk_16:13, Joh_8:42, Joh_10:17, Joh_13:34 (2), Joh_14:15, Joh_14:21, Joh_14:23 (2), Joh_14:31, Joh_15:17, Rom_8:28, Rom_13:8-9 (2), 1Co_2:9, 1Co_8:3, 2Co_11:11, 2Co_12:15, Gal_5:14, Eph_5:25, Eph_5:28, Eph_5:33, Eph_6:24, Col_3:19, 1Th_1:3, 1Th_3:12, 1Th_4:9, 2Ti_4:8, Jam_1:12, Jam_2:5, Jam_2:8, 1Pe_1:8, 1Pe_1:22, 1Pe_2:17, 1Pe_3:10, 1Jo_2:15 (2), 1Jo_3:11, 1Jo_3:14, 1Jo_3:18, 1Jo_3:23, 1Jo_4:7, 1Jo_4:11-12 (2), 1Jo_4:19-21 (4), 1Jo_5:2 (2), 2Jo_1:1, 2Jo_1:5, 3Jo_1:1
loved, 38. Mar_10:21, Luk_7:47, Joh_3:16, Joh_3:19, Joh_11:5, Joh_12:43, Joh_13:1 (2), Joh_13:23, Joh_13:34, Joh_14:21, Joh_14:28, Joh_15:9 (2), Joh_15:12, Joh_17:23 (2), Joh_19:26 (2), Joh_21:7, Joh_21:20, Rom_8:37, Rom_9:13, 2Co_12:15, Gal_2:20, Eph_2:4, Eph_5:25, 2Th_2:16, 2Ti_4:10, Heb_1:9, 2Pe_2:15, 1Jo_4:10-11 (3), 1Jo_4:19, Rev_1:5, Rev_3:9, Rev_12:11
loveth, 20. Luk_7:5, Luk_7:47, Joh_3:35, Joh_14:21 (2), Joh_14:24, Rom_13:8, 2Co_9:7, Eph_5:28 (2), Heb_12:6, 1Jo_3:10 (2), 1Jo_3:14, 1Jo_4:7-8 (2), 1Jo_4:20-21 (2), 1Jo_5:1 (2)
beloved, 7. Rom_9:25 (2), Eph_1:6, Col_3:12, 1Th_1:4, 2Th_2:13, Rev_20:9
lovest, 2. Joh_21:15-16 (2)
lovedst, 1. Joh_17:24
G26      ἀγάπη agapē
Total KJV Occurrences: 116
love, 84. Mat_24:12, Joh_5:42 (2), Joh_13:35, Joh_15:9-10 (3), Joh_15:12-13 (2), Joh_17:26, Rom_5:5, Rom_5:8, Rom_8:35, Rom_8:39, Rom_13:9-10 (3), Rom_15:30, 1Co_4:21, 1Co_16:24, 2Co_2:4, 2Co_2:8, 2Co_5:14, 2Co_8:6-8 (3), 2Co_8:24, 2Co_13:11, 2Co_13:14, Gal_5:6, Gal_5:13, Gal_5:22, Eph_1:4, Eph_1:15, Eph_2:4, Eph_3:17, Eph_3:19, Eph_4:2, Eph_4:15-16 (2), Eph_5:2, Eph_6:23, Phi_1:9, Phi_1:17, Phi_2:1-2 (2), Col_1:4, Col_1:8, Col_2:2, 1Th_5:8, 1Th_5:13, 2Th_2:10, 2Th_3:5, 1Ti_1:14, 1Ti_6:11, 2Ti_1:7, 2Ti_1:13, Phm_1:5, Phm_1:7, Heb_6:10, Heb_10:24, 1Jo_2:5, 1Jo_2:15, 1Jo_3:1, 1Jo_3:16-17 (2), 1Jo_4:7-10 (4), 1Jo_4:12, 1Jo_4:16-18 (7), 1Jo_5:3, 2Jo_1:3, 2Jo_1:6, Jud_1:2, Jud_1:21, Rev_2:4
charity, 28. 1Co_13:1-4 (7), 1Co_13:8, 1Co_13:13 (2), 1Co_14:1, 1Co_16:14, Col_3:14, 1Th_3:6, 2Th_1:3, 1Ti_1:5, 1Ti_2:15, 1Ti_4:12, 2Ti_2:22, 2Ti_3:10, Tit_2:2, 1Pe_4:8 (2), 1Pe_5:14, 2Pe_1:7, 3Jo_1:6, Jud_1:12, Rev_2:19
charitably, 1. Rom_14:15
dear, 1. Col_1:13
love’s, 1. Phm_1:9
loved, 1. Eph_5:2
G5368  Φιλέω phileō
Total KJV Occurrences: 26
love, 10. Mat_23:5-6 (2), Luk_20:46, Joh_15:19, Joh_21:15-17 (3), 1Co_16:22, Tit_3:15, Rev_3:19
loveth, 6. Mat_10:37 (2), Joh_5:20, Joh_12:25, Joh_16:27, Rev_22:15
kiss, 3. Mat_26:48, Mar_14:44, Luk_22:47
loved, 3. Joh_11:36, Joh_16:27, Joh_20:2
lovest, 3. Joh_11:2-3 (2), Joh_21:17 (2)
kindness, 1. Act_28:2
Dengan melihat hasil diatas, sangat jelas bahwa kata kasih dalam bahasa Yunani, dari empat yang sering kita dengar, hanya dua kata saja yang dicatat dalam Alkitab, yakni: Agape dan Phileo. Penulis pernah membaca suatu artikel, ada kemungkinan storge juga pernah ditulis, tetapi kata tersebut gabungan dari kata Phileo dan Storge. Tetapi yang lebih pasti, kata tersebut penulis tidak mendapatkannya dalam Alkitab Bahasa Yunani versi Software e-sword.

B.2 Dalam Alkitab kita diajarkan, ada tiga obyek "mengasihi" yaitu :
Luk 10:27  Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." Jadi ada tiga obyek mengasihi yang Firman Tuhan ajarkan, yaitu:
  1. Mengasihi Tuhan AllahHal ini perintah yang pertama dan yang terutama, yang harus kita lakukan. Allah sudah terlebih dahulu mengasihi kita, untuk itulah kita harus mengasihi Allah.
  2. Mengasihi sesama manusiaMengasihi sesama yang baik kepada kita mungkin adalah hal yang mudah kita lakukan, tetapi bagaimana mengasihi sesama yang jahat kepada kita? Tentu hal ini sangat sulit, tetapi Firman Tuhan dengan tegas mengatakan, kita harus mengasihi.
  3. Mengasihi diri-sendiri. Mengasihi diri sendiri sering terlupakan, karena memang tidak secara langsung Alkitab mencatatnya. Mengasihi diri sendiri bukan berarti mementingkan kepentingan diri sendiri, tetapi lebih kepada penerimaan diri, Karena masih banyak orang yang tidak bisa menerima dirinya sendiri dari fisik, latar belakang keluarga, kemampuan, dll.  

B.3 Apakah AGAPE/AGAPAO hanya dimiliki oleh Allah?
Mari kita lihat dalam Matius 5:44.
ITB : Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.

KJV : But I say unto you, Love your enemies, bless them that curse you, do good to them that hate you, and pray for them which despitefully use you, and persecute you;

GNT : ᾿Εγὼ δὲ λέγω ὑμῖν, ἀγαπᾶτε τοὺς ἐχθροὺς ὑμῶν, εὐλογεῖτε τούς καταρωμένους ὑμᾶς, καλῶς ποιεῖτε τοῖς μισοῦσιν ὑμᾶς καὶ προσεύχεσθε ὑπὲρ τῶν ἐπηρεαζόντων ὑμᾶς καὶ διωκόντων ὑμᾶς,
Dalam ayat ini, Tuhan Yesus memberikan perintah kepada kita untuk mengasihi musuh kita dengan kasih agapate yang merupakan akar kata dari AGAPE/AGAPAO. Apabila Tuhan memberikan perintah seperti itu, seharusnya kita sebagai manusia sanggup memberikan kasih agape kepada sesama kita, dalam ayat ini secara khusus, kepada musuh kita. Berarti manusia mampu memberikan kasih agape terhadap sesama, bahkan kepada musuh kita.

B.4 Apakah Allah selalu memakai kasih Agape?
Mari kita lihat dalam 1 Korintus 6:22.
ITB: Siapa yang tidak mengasihi Tuhan, terkutuklah ia. Maranata!

KJV: If any man love not the Lord Jesus Christ, let him be Anathema Maranatha.

GNT: ε τις οὐ φιλεῖ τὸν Κύριον ᾿Ιησοῦν Χριστόν, τω ἀνάθεμα. Μαράν ἀθά.
Ayat ini mengajarkan kita untuk mengasihi Tuhan dengan kasih phileō. Berarti Tuhan juga memberi perintah supaya kita mengasihi Dia sebagai sahabat dekat, karena Allah kita selain Allah yang Transenden (yang jauh dan tidak bisa dijangkau), Allah juga Allah yang Imanen (Allah yang dekat dengan kita), Jadi Allah tidak selalu memakai kasih agape. Bahkan dalam ayat ini dengan jelas bahwa kita dituntut untuk mengasihi Allah kita dengan kasih sebagai seorang sahabat (phileo).

Imanen atau imanensi adalah faham yang menekankan berpikir dengan diri sendiri atau subyektif. Istilah imanensi berasal dari Bahasa Latin immanere yang berarti "tinggal di dalam". Imanen adalah lawan kata dari transenden. Pertama kali, istilah ini diajukan oleh Aristoteles yang memiliki arti "batin" dari suatu obyek, fenomena atau gejala. Kemudian dikembangkan oleh Kant dan berlaku sampai sekarang.
Dalam istilah Filsafat Ketuhanan, Tuhan yang imanen berarti Tuhan berada di dalam struktur alam semesta serta turut serta mengambil bagian dalam proses-proses kehidupan manusia. Berbeda dengan transenden yang sangat mengagungkan Tuhan yang begitu jauh sehingga mereka sangat hormat. Imanensi lebih dekat dan terbatas pada pengalaman manusia, seperti dikemukakan Hume dalam teori fenomenalisme empiris dan Kanti dalam Crtitique of Pure Reason.

Dalam bidang aliran agama, imanensi sangat ditekankan oleh ajaran Panteisme untuk menentang transendensi. Hal ini dimaksudkan agar manusia lebih akrab dengan Tuhan dalam kehidupannya. Namun terdapat pandangan bahwa hal ini hanya akan membatasi Allah yang maha kuasa atas kehidupan manusia, Allah kehilangan unsur misterinya.  
Dalam Teologi Kristen, imanen dapat dilihat dalam ajaran Trinitas, yaitu Allah yang memiliki pribadi begitu nyata, Allah menjadi begitu dekat dengan umat-Nya. Sifat Allah yang imanen terkadang akan membuat manusia hanya berpikir bahwa Allah dekat, hal ini kurang tepat, maka dibutuhkan sifat transenden juga. Allah yang transenden adalah Allah yang melampaui segala yang ada. Allah yang tidak terbatas untuk memimpin dunia.


B.5 Bagaimana urutan yang benar dari kasih yang terkecil sampai yang terbesar?
Pertanyaan ini sering dengan mudah dijawab, dan biasanya ada beberapa orang yang mengatakan eros diposisikan paling rendah dibandingkan dengan yang lain, ada juga yang mengatakan storge yang lebih awal dan agape selalu paling tinggi derajatnya dibandingkan dengan yang lain. Tetapi apakah benar seperti itu? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus melihat kembali pengertian dari masing-masing empat kata kasih tersebut dalam bahasa Yunani di atas. Penulis akan mencatatnya kembali di bawah ini untuk memudahkan pembaca.
STORGÊ berarti kasih mesra dari orang tua kepada anaknya dan sebaliknya.
EROS artinya kasih asmara antara pria dan wanita yang mengandung nafsu birahi.
PHILEÔ berarti kasih sayang yang sejati antar sahabat dekat.
AGAPAÔ/AGAPE, artinya kasih yang tanpa perhitungan dan tanpa peduli orang macam apa yang dikasihinya.
Apabila kita melihat pengertian tentang 4 kasih seperti di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada urutan terbesar dan terkecil, hanya saja 4 kasih tersebut saling keterkaitan satu dengan yang lainnya.
Contoh pertama. Kasih tanpa perhitungan (agape) bisa dimiliki kasih orang tua kepada anaknya, dan berapa banyak contoh orang tua yang mau berkorban untuk anaknya, tentunya dalam hal ini adalah orang tua yang benar. Orang tua penulis-pun melakukan hal yang sama, yaitu selalu mengorbankan kepentingan dirinya sendiri hanya untuk anaknya. Jadi orang tua–pun yang juga manusia, mampu memberikan kasih agape.
Contoh kedua. Kasih suami kepada istri, sepasang suami istri-pun juga dapat memberikan kasih agape. Apabila para pembaca berkenan, dapat membaca kisah yang sangat luar biasa dan mengharukan dari pasangan dalam cerita love never fails.
Contoh ketiga. Seorang sahabat-pun juga dapat memberikan kasih yang walaupun. Penulis sangat yakin bahwa orang disekitar para pembaca ada orang yang akan memberikan kasih tersebut, walaupun tidak mempunyai hubungan darah dengan saudara. Walau mungkin ada beberapa orang yang tidak bertindak seperti itu. Bahkan Penulis pernah bertemu dengan seseorang yang Penulis tidak kenal, tetapi memberikan kasih agape. Suatu saat, ada seorang pengendara motor menolong Penulis, waktu motor Penulis mogok di tengah jalan. Dan pada saat kehabisan bensin, orang tersebut meniup lobang bensin motor saya (percaya ga percaya setelah itu motornya hidup) dan akhirnya Penulis sampai SPBU dengan selamat. Bahkan orang tersebut tidak mau dibayar.
Kesimpulannya adalah tidak ada yang lebih besar atau lebih kecil dari keempat jenis kasih dalam bahasa Yunani, hanya saja kasih itu diungkapkan kepada seseorang dengan waktu, kondisi, jenis kelamin, usia dan pribadi yang berbeda!

B.6  Apabila kasih tidak ada urutannya, kenapa dalam Yoh.3:16 Tuhan memberikan Agape?
Mari kita lihat dalam ayat yang terkenal, yaitu Yohanes 3:16.
ITB: Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

KJV: For God so loved the world, that he gave his only begotten Son, that whosoever believeth in him should not perish, but have everlasting life.

GNT: οτω γὰρ ἡγάπησεν ὁ Θεὸς τὸν κόσμον, στε τὸν υἱὸν αὐτοῦ τὸν μονογενῆ δωκεν, να πᾶς ὁ πιστεύων εἰς αὐτὸν μὴ ἀπόληται, ἀλλ᾿ χῃ ζωὴν αἰώνιον.
Bahasa Yunani dari kata kasih dalam ayat diatas adalah êgapêsen yang merupakan kata kerja - dalam bentuk aorist active indicative - third person singular, kata ini berasal dari kata αγαπαω - 'AGAPAÔ', mengasihi. αγαπη – AGAPÊ.
Tuhan memberikan kasih agape dalam Yoh.3:16 untuk menunjukkan kasih yang tanpa perhitungan (unconditional love) kepada kita. Jadi, Kasih Allah yang tidak dimiliki oleh manusia adalah kasih yang diberikan oleh Allah, seperti Yoh.3:16. Sehingga, fokusnya bukan di kata “kasih” tetapi pada kata “kasih Allah”. Fokusnya kepada siapa yang memberikan kasih tersebut, dan kata “kasih Allah” tidak boleh dipisahkan, karena apabila fokusnya di kata “kasih (agape) maka manusia-pun mampu memberikannya terhadap sesamanya.
Semahal-mahalnya sebuah gitar hanya jadi barang rongsokan apabila tidak ada yang memainkannya. Begitu juga dengan pelajaran 4 jenis kasih ini, hanya akan menjadi teori, apabila kita tidak pernah menerapkannya ke dalam kehidupan kita masing-masing.

 

 

Cinta Eros-Filia-Agape



Cinta Eros-Filia-Agape

Sembari membelai lembut rambut putrinya yang masih sesengukan, sang bunda menjelaskan dengan sabar.

“Anakku, cinta itu ada 3 macam. Ada eros, filia, dan agape. Cinta yang membuat hatimu tergores saat ini adalah eros. Eros adalah cinta yang butuh dipuaskan. Kebanyakan hubungan cinta dimulai dengan ini. Saat kau begitu merindukan kehadirannya dan menjadi demikian bahagia bertemu dengannya. Saat mendengar suaranya, memandang wajahnya membuatmu terbuai. Saat kau merasa begitu indah dengan cintanya yang berlimpah. Dan disaat lain kau begitu terluka saat kau merasa ditolak, tidak diperhatikan. Disaat lain lagi kau merasa hancur lebur saat kau sadar bahwa ucapannya untuk -fight for you no matter what- atau -choose you over anything else- hanya omong kosong. Atau saat janjinya tidak terbukti. Kau menjadi terluka dan menangis, tangis yang tidak mampu kau hentikan, walaupun disaat yang sama kau sangat membencinya karena telah membuatmu terluka.

Anakku, eros adalah cinta romantis, di mana gairah dan fantasi sering mengambil alih hidup dan kepribadian dari mereka yang terlibat. Seakan-akan kehidupanmu hanya terpusat pada sang kekasih. Istilah psikologinya obsesive-compulsive-disorder. Kau jadi mengharapkan kisah seperti di film dan novel cinta. Demikian pula semua orang yang tengah berada dalam cinta ini, siapa yang tidak mengharapkan and then they live happily ever after. Tapi eros bukanlah cinta yang kekal, karena cinta ini tumbuh dari emosi dan keadaan. Belajarlah dari luka yang ada sekarang karena agar bertahan cinta harus meningkat ke tahap berikutnya.

Filia anakku, adalah cinta persahabatan, saling memberi dan menerima, berkomunikasi, bekerja sama. Ketika dua orang menikah cinta mereka perlu meningkat menjadi filia. Dengan cinta ini mereka akan menemukan kesatuan dan kekompakan mereka dalam membangun keluarga. Keduanya yang menjadi satu ini akan bekerja sama untuk sesuatu yang lebih besar dari mereka berdua. Win-win solution. Dalam eros masing-masing mencari pemenuhan dan pemuasan diri sendiri, dalam filia mereka berdua mencari pemenuhan bersama.

Agape adalah cinta yang memberi diri, cinta anugerah, cinta yang tetap mencintai bahkan ketika pasangannya sudah tidak pantas untuk dicintai. Inilah tingkat cinta tertinggi anakku. Cinta ini kita teladani dari cinta Tuhan pada umatNya. Inilah tindakan pribadi dari komitmen. Cinta tak bersyarat. Cinta yang kekal yang akan mempertahankan suatu pernikahan apapun yang terjadi, dalam susah dan senang, dalam sehat dan sakit.

Jika tiba saatnya bagimu membuka hati nanti pada seseorang, tanyakanlah pada dirimu, dapatkah kau merasa bahagia jika orang itu tidak pernah berubah? Apakah kau benar-benar mencintainya atau mencintai imajinasimu tentang dia? Dapatkah kau bahagia jika dia berubah menuju perubahan yang tidak kau inginkan? Cinta yang berakar pada komitmen akan bertahan melalui tekanan dan penderitaan dari setiap kekecewaan hidup. Cinta tertinggi adalah cinta yang memberikan segalanya dan tidak mengharapkan apa-apa.

Menangislah malam ini putriku, tapi ingatlah segala sesuatu dapat kita tanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepada kita (Flp.4:13). Lukamu pasti mereda dan tersembuhkan. Janganlah patah harapan karena segala sesuatu indah pada waktunya. “

Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. Flp.4:13


Dikecupnya kening putri tersayangnya. “Tidurlah dengan damai sayangku.”